Sabtu, 2 Februari 2012, menjadi saksi bagaimana Komunitas Teater
Sangkala Cipanas berhasil mementaskan Pementasan Teater "Aduh" Karya
Putu Wijaya. Pementasan yang berdurasi 45 menit ini dikemas dengan kemasan yang
sangat unik dan menarik, di awal datang ke tempat pementasan yaitu di Gedung
Dewan Kesenian Cianjur (DKC) Jalan Suroso 46 Cianjur, penonton langsung di
sambut ramah oleh para penjaga tiket serta dipersilahkan masuk, di dalam
terlihat setting panggung berupa tempat suatu lokasi proyek pembangunan di
perkotaan, dan tempat para pemain pemusik yang berada di bawah panggung menggunakan level.

Selanjutnya muncul seorang pengantar cerita yang bermonolog secara
Satire Komedi yang dibawakan oleh Muhammad Fauzi, dibawakan secara unik dengan
memerankan peran sebagai Rokhayat, orang polos dan jujur datang dari kampung yang ke kota hendak bertemu Wakil Rakyat dan menyampaikan surat-surat titipan dari
rakyatnya di kampung. Hingga muncul beberapa orang pekerja dengan membawakan
potongan lagu "Jemu" dari Koes Plus. Di sinilah watak dan karakter terlihat sangat tegas, dimainkan oleh para pekerja. satu demi satu karakter dan watak tokoh terlihat, Bagaimana mereka menyikapi masalah demi masalah. Lalu muncullah orang asing berpakaian merah putih, yang terlihat sakit dan hanya bisa mengaduh saja. Satu persatu pekerja mencoba menanyakan tentang keadaan orang itu, namun Dia hanya tetap mengaduh, hingga akhirnya orang asing itu mati, dan muncullah penyesalan di dalam diri mereka, karena telah bersikap bodoh membiarkan orang itu sampai mati.

Musik yang apik menjadi satu tontonan yang menarik, selama
pementasan berlangsung musik ilustrasi maupun musik pengiring senantiasa terus
berlangsung, sehingga penonton merasa nyaman dan tidak monoton dalam
menyaksikan pementasan ini. Musik yang di gawangi oleh Ocket Ridwan, Hendry
Batok dan Ajay Petet ini menjadi satu balutan yang menarik.
Pementasan ini juga dihadiri oleh beberapa
pelaku seni dari daerah Cianjur dan mereka merespon baik seperti di antaranya
muncul dari ungkapan Kang Eko Wiwid Arrengga Pelaku Seni, Budayawan, juga
aktivis Lingkungan Hidup. Beliau mengungkapkan sangat ekspresif dan baik,
naskah dibawakan dengan apik, dan cukup menyentuh nilai nasionalisme kita.
Selain dari itu beliau menyarankan untuk Sangkala berani pentas menembus ke
Jakarta tepatnya di TIM atau Komunitas Salihara Pasar Minggu. (youwe//2013)